MAKALAH
INTERAKSI GLOBAL DI LIHAT DARI PERSPEKTIF SOSIOLOGI
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Perspektif Global” yang dibina oleh Prof. Dr. H. M.
Sulthon Masyhud, M.Pd dan Zetti Finali, S.Pd, M.Pd
Oleh:
Kelompok
4
EKA NOVITASARI (150210204028)
FIRDA AMELIA
SAFITRI (150210204043)
ENDAH PUTRI
TANJUNG. S. (150210204049)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas ke
hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Interaksi Global di
Lihat dari Perspektif Sosiologi” ini dengan tepat waktu.
Ada pun tujuan kami
membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Perspektif Global.
Atas dukungan moral dan materiil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof.
Dr. H. M. Sulthon Masyhud, M.Pd dan Ibu Zetti Finali, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Perspektif
Global yang telah memberikan pembinaan.
Harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Terlepas
dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Jember, 21 Februari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . i
KATA PENGANTAR .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. ii
DAFTAR
ISI . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 1
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 2
1.3 Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . 2
1.4 Manfaat Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 2
1.5 Metode Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2
BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . 3
2.1 Pengertian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3
2.2 Contoh Interaksi Global dilihat dari Perspektif Sosiologi . . . . . . . . . . . 11
2.3
Dampak Positif dan
Negatif Globalisasi dalam Bidang Sosial . . . . . . . . 13
BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . .
. . . . . . . 16
3.1
Kesimpulan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
3.2
Saran
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi dapat diartikan sebagai proses dimana
antar individu atau kelompok dan menghasilkan suatu pengaruh terhadap dunia. Adanya globalisasi akan berpengaruh pada suatu bangsa, negara, masyarakat bahkan individu dalam masyarakat.
Pengaruh yang timbul akibat globalisasi pada suatu bangsa terjadi di berbagai
bidang. Sebagai contoh yaitu cara kita
bersosialisasi, berpakaian, kebudayaan maupun politik tidak bisa lepas dari
arus globalisasi.
Era
globalisasi sering ditandai dengan adanya persaingan bebas, kuatnya komunikasi,
dan keterbukaan saat ini berkembang sangat pesat. Di era ini, sumber daya
manusia menjadi hal yang sangat penting karena berkaitan erat dengan
kelangsungan hidup dan keberadaan seseorang dalam mengahadapi persaingan di era
ini. Seseorang yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi akan
memiliki daya saing yang tinggi pula. Namun, bila seseorang memiliki sumber daya yang rendah, maka mereka
akan tersisihkan dalam persaingan. Dengan demikian, upaya menciptakan sumber
daya manusia yang unggul merupakan cita-cita setiap daerah. Karenanya, guru
sekolah dasar perlu dibekali wawasan yang mendalam tentang konsep perspektif
global dan pembelajaranya. Oleh sebab itu, guru setidaknya:
1.
Tertarik dan peduli
terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat lokal, nasional, dan global
2.
Aktif mencari dan
menyimpan informasi yang bersifat dunia
3.
Bersifat terbuka, mau
menerima masukan atau pembaharuan
4.
Mampu menyeleksi
informasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya
masyarakat
Telah kita ketahui bahwa perspektif global yaitu suatu cara pandang dan cara berpikir
terhadap masalah dan kejadian-kejadian baik dari segi kepentingan global,
sejarah, ekonomi, politik maupun budaya. Dengan adanya perspektif global kita dapat mengetahui
perkembangan dunia dan menyelidiki suatu berkaitan dengan isu global. Dengan
demikian cara berpikir seseorang harus berpikir secara global dan bertindak
secara lokal atau nasional.
Pada kajian perspektif global tersebut ternyata antara
bidang ilmu yang satu dan yang lain sukar dipisahkan. Tidak hanya pada satu bidang ilmu saja misalnya geografi,
sejarah, ekonomi, atau politik. Akan tetapi sosiologi dan antropologi termasuk di dalamnya. Selanjutnya, pada makalah
ini kita akan membahas mengenai interaksi global di lihat dari perspektif sosiologi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan Interaksi Global jika dilihat
dari Perspektif Sosiologi ?
2. Apa saja contoh interaksi global dilihat dari perspektif
sosiologi?
3. Bagaimana dampaknya terhadap masyarakat?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan
latar belakang diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui
interaksi global dilihat dari perspektif sosiologi.
2.
Untuk mengetahui
contoh interaksi global dilihat dari perspektif sosiologi.
3.
Untuk mengetahui
dampaknya terhadap masyarakat.
1.4
Manfaat Penulisan
Setelah mempelajari dan memahami materi yang ada di makalah ini adalah:
1. Hendaknya para pembaca dapat mengetahui tentang interaksi global di lingkungan sekitar.
2. Dapat meminimalisir tindakan atau
perilaku masyarakat yang mengarah kepada kehancuran suatu bangsa.
1.5
Metode
Penulisan
Penulisan
mempergunakan metode kepustakaan cara-cara yang digunakan pada penulisan ini adalah:
ü Studi Pustaka
Dalam metode ini penyusun membaca buku-buku yang
berkaitan dengan penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
1.
Interaksi
Menurut
Hormans, interaksi adalah suatu
kejadian ketika aktivitas atau sentimen yang dilakukan oleh seseorang terhadap
individu lain diberi ganjaran (reward) atau hukuman (punishment) dengan
menggunakan suatu aktifitas atau sentimen oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
Konsepnya interaksi adalah suatu tindakan yang dikemukakan oleh seseorang.
Dalam suatu interaksi merupakan stimulus bagi tindakan individu lain yang
menjadi pasangannya.
Thibaut
dan Kelley mengemukakan pengertian
dari interaksi adalah suatu peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika
dua orang atau lebih hadir bersama, yang kemudian mereka menciptakan suatu
hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi, tindakan setiap
orang bertujuan untuk memengaruhi individu lain terjadi dalam setiap kasus
interaksi. Menurut Shaw, interaksi
ialah suatu pertukaran antar pribadi yang masing-masing orang menunjukkan
perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku
mememgaruhi satu sama lain.
Jadi,
dari pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi adalah
hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih dan masing-masing orang yan
terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.
a. Bentuk-bentuk Interaksi
Shaw mengemukakan
bentuk-bentuk interaksi sebagai berikut:
1.
Interaksi verbal
merupakan salah satu bentuk yang terjadi apabila dua orang atau lebih melakukan
kontak satu sama lain dengan menggunakan alat-alat artikulasi. Proses tersebut
terjadi dalam bentuk percakapan satu sama lain.
2.
Interaksi fisik
merupakan salah bentuk interaksi yang terjadi jika ada dua orang atau lebih
melakukan kontak dengan menggunakan bahasa-bahasa tubuh.
Contoh : posisi tubuh,
ekspresi wajah, gerak-gerik tubuh dan kontak mata.
3.
Interaksi emosional
merupakan salah satu bentuk interaksi yang terjadi jika individu melakukan
kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan.
Contoh:
mengeluarkan air mata sebagai tanda sedang bersedih, haru atau bahkan terlalu
bahagia.
Nicholas membedakan
bentuk-bentuk interaksi tersebut berdasarkan banyaknya individu yang terlibat
dalam proses tersebut serta pola interaksi yang terjadi, bentuk-bentuk
interaksi tersebut antara lain:
1.
Interaksi dyadic
merupakan salah satu bentuk interaksi yang terjadi jika ada dua orang yang terlibat
di dalamnya atau lebih, namun arah interaksinya hanya terjadi dua arah.
Contoh: interaksi
antara dua orang melalui telepon, interaksi yang terjadi antara guru dan murid
di dalam kelas jika guru menggunakan metode tanya jawab satu arah tanpa
menciptakan dialog antar murid.
2.
Interaksi tryadic yaitu
salah satu bentuk interaksi yang terjadi jika individu yang terlibat di
dalamnya lebih dari dua orang dan pola interaksi menyebar ke semua individu
yang terlibat.
Contoh: interaksi
antara ayah, ibu, dan anak.
2.
Perspektif
Global
Perspektif adalah suatu pandangan atau cara pandang setiap individu
tentang suatu objek. Sedangkan global artinya mendunia (menyeluruh).
Jadi, Perspektif global adalah suatu pandangan atau cara pandang terhadap
suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari suatu kepentingan global, yaitu dari
sisi kepentingan dunia atau international. Oleh karena itu, sikap atau
perbuatan yang kita lakukan juga diarahkan untuk kepentingan global. Perspektif
global juga dapat diartikan sebagai suatu pandangan
atau cara pandang dimana setiap individu secara bersama-sama mengembangkan
perspektif dan keterampilan untuk menyelidiki suatu yang berkaitan dengan isu
global. Isu global meliputi isu lingkungan, hak asasi manusia (HAM), keadilan,
studi tentang dunia, dan pengembangan pendidikan, dsb.
Pembelajaran
perspektif global memiliki tujuan mendorong individu untuk mempelajari lebih
banyak tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global,
mendorong individu untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah
lintas budaya, mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan profesinya. Perspektif global
bertitik tolak dari masalah hidup sehari-hari misalnya masalah kelaparan,
pengangguran, pengungsian. Semua permasalahan yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dapat ditinjau dari berbagai sudut ilmu pengetahuan yang akan
menyatu dalam perspektif global.
Dalam kaitannya
dengan budaya dalam era globalisasi ini, Giansar
(mimbar 1990) mengajukan 4 dimensi yaitu:
1.
Afirmasi atau penegasan
dari dimensi budaya dalam proses pembangunan bangsa dan masyarakat. Nilai
budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi pembangunan suatu negara serta
merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar sudah tak terkendali lagi.
2.
Mereafirmasi dan
mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok manusia berhak diakui
identitas budayanya.
3.
Partisipasi bahwa dalam
pengembangan suatu bangsa dan negara partisipasi dari masyarakat sangat
diperlukan
4.
Memajukan kerjasama
budaya antar bangsa.
3.
Sosiologi
Sosiologi adalah salah satu dari ilmu
pengetahuan, berikut definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli:
1. Selo Sumardjan dan
Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah
ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial termasuk perubahan sosial.
2. Soejono Sukamto
Sosiologi adalah
ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
3. Emile Durkheim
Sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung
cara bertindak, berfikir, berperasaan yang berada di luar individu dimana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
4. William Kornblum
Sosiologi
adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial
anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok
dan kondisi.
5. Allasn Jhonson
Sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku terutama dalam kaitannya dengan
suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan
bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
Dari berbagai
definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan
masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat atau dapat disebut juga dengan
suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang fenomena yang timbul akibat hubungan
antar kelompok umat manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama
lain. Selain itu, sosiologi merupakan ilmu yang membicarakan apa yang sedang
terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha
mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris, serta bersifat umum.
Dalam sosiologi,
objek yang menjadi sorotan utamanya yaitu hubungan antarmanusia, terutama dalam
lingkungan yang terbentuk oleh manusia itu sendiri, atau yang disebut
lingkungan sosial dimana terjadi interaksi sosial yang
semakin lama semakin luas dan berkembang. Mulai dari keluarga, teman, tetangga,
sekampung, sekota, regional provinsi, sampai ke tingkat global antar bangsa.
Dalam sosiologi mengajarkan
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kelompok tempat ia terlihat sebagai
anggota dan oleh interaksi yang terjadi pada kelompok itu.
Interaksi
sosial terdapat dua macam yaitu:
a.
Interaksi sosial
langsung (tatap muka) yang semakin luas membawa perubahan sosial, kemajuan
sosial yang berdampak luas terhadap opini, kecerdasan, nalar, dan wawasan
manusia yang mengalaminya.
b.
Interaksi sosial tak
langsung melalui pengetahuan, pengenalan teknologi yang terbawa oleh satu pihak
lain melalui berbagai media, berdampak luas pada tatanan sosial baik material
dan non material. Misalnya pakaian, peralatan, berbagai jenis produk makanan
dan perangkat kasar yang lain, tidak hanya dimanfaatkan oleh orang tertentu,
melainkan telah memasukkan kehidupan segala lapisan masyarakat secara lokal,
regional bahkan global. Dampak non material adanya pergeseran nilai dan norma
yang diadobsi dari Negara lain melalui media elektronik maupun cetak.
4.
Interaksi
Global dilihat dari Perspektif Sosiologi
Interaksi
Global dilihat dari Perspektif Sosiologi merupakan hubungan timbal balik antara
manusia dengan lingkungannya yang memiliki pandangan terhadap suatu masalah
baik dari isi kepentingan dunia atau internasional. Perspektif dalam Sosiologi
meliputi :
a. Perspektif Evolusi
Evolusi dapat diartikan sebagai perubahan sehingga
jika dikaitkan dengan sosiologi yaitu menitikberatkan pada pola perubahan
masyarakat dalam kehidupannya. Perpektif evolusi merupakan pandangan
teoritis yang paling awal dalam sosiologi. Pandangan seperti ini didasarkan
pada karya Auguste Comte, Herbert Spencer, dan Ibnu Khaldun. Para tokoh ini
melihat pada pola perubahan dalam masyarakat. Mereka mengkaji masyarakat dengan
menitikberatkan pada evolusinya. Dalam perspektif ini secara umum dapat
dikatakan bahwa perubahan manusia atau masyarakat itu selalu bergerak maju
(secara linear). Selain itu juga, perspektif ini menyatakan bahwa masyarakat
sebagai suatu organisme atau suatu makhluk hidup yang mengalami proses
diferensiasi dan integrasi secara berurutan. Kehidupan masyarakat sebagai suatu
organisme mengalami suatu pertumbuhan secara terus menerus dalam upaya
memperbaiki struktur yang ada. Dalam kaitannya dengan proses perubahan sosial
terdapat empat hal penting, yaitu : asal usul dari masyarakat maju sekarang,
tingkat perubahan sosial, penyebab perubahan sosial, kemana arah perubahan
sosial yang akan terjadi.
Latar belakang contoh: Karena adanya suatu sistem yang mengatur
kehidupan dalam berperilaku. Dan Individu tunduk pada sistem tersebut. Sistem
ini hadir melaui proses evolusi yang cukup panjang dan adanya saling
ketergantungan antara bagian-bagiannya. Mayarakat juga berevolusi dengan
sendirinya lepas dari kemauan dan kesadaran individu-individu.
Contoh: Saat ini masyarakat Indonesia menganggap bahwa makanan pokok warga
negaranya adalah nasi liwet. Maka setiap individu-individu di dalamnya akan
memakan nasi liwet. Bahkan menjadikannya sebagai suatu keharusan untuk dimakan.
Proses untuk menjadikan nasi liwet ini sebagai makanan pokok masyarakat
Indonesia membutuhkan waktu yang lama. Bahkan mengalami proses integrasi dan
juga disintegrasi untuk akhirnya terbentuk kesepakatan bahwa nasi liwet adalah
makanan pokok setiap individu di Indonesia.
b.
Perspektif Interaksionis atau simbolik
Pandangan ini mengkaji masyarakat dari interaksi
simbolik yang terjadi di antara individu dan kelompok masyarakat. Tokoh yang
menganut pandangan interaksionis misalnya G.H Mead dan C. H Cooley. Mereka
berpendapat bahwa interaksi manusia berlangsung melalui serangkaian simbol yang
mencakup gerakan, tulisan, ucapan, gerakan tubuh, dan lain sebagainya.
Pandangan ini lebih mengarah pada studi individual atau kelompok kecil dalam
suatu masyarakat, bukan pada kelompok-kelompok besar atau institusi sosial.
Perspektif ini cenderung menolak anggapan bahwa fakta sosial adalah sesuatu
yang determinan terhadap fakta sosial yang lain. Bagi perspektif ini, orang
sebagai makhluk hidup diyakini mempunyai perasaan dan pikiran. Dengan perasaan
dan pikiran orang mempunyai kemampuan untuk memberi makna terhadap situasi yang
ditemui, dan mampu bertingkah laku sesuai dengan interpretasinya sendiri. Sikap
dan tindakan orang tidak dipaksa oleh struktur yang berada di luarnya (yang
membingkainya) serta tidak semata-mata ditentukan oleh masyarakat. Jadi, orang
dianggap bukan hanya mempunyai kemampuan mempelajari, memahami, dan
melaksanakan nilai dan norma masyarakatnya, melainkan juga bisa menemukan,
menciptakan, serta membuat nilai dan norma sosial (yang sebagian benar-benar
baru). Karena itu orang dapat membuat, menafsirkan, merencanakan, dan
mengontrol lingkungannya.
Singkatnya, perspektif ini memusatkan perhatian pada
interaksi antara individu dengan kelompok, terutama dengan menggunakan
simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan kata-kata baik lisan maupun
tulisan. Atau dengan kata lain perspektif ini meyakini bahwa orang dapat
berkreasi, menggunakan, dan berkomunikasi melalui simbol-simbol.
Latar belakang contoh: Dalam contoh ini, ketika kita memaknai Kabayan
sebagai orang yang kampungan, maka kita menganggap pada kenyataannya Kabayan
memang adalah orang yang kampungan. Begitu pula sebaliknya. Contoh: dalam
film Kabayan, tokoh Kabayan sebenarnya akan memiliki makna yang berbeda-beda
berpulang kepada siapa atau bagaimana memandang tokoh tersebut. Ketika Kabayan
pergi ke kota besar, maka masyakat kota besar tersebut mungkin akan memaknai
Kabayan sebagai orang kampung, yang kesannya adalah norak, kampungan.
c.
Perspektif structural Fungsional
Dalam perspektif ini, masyarakat dianggap sebagai
sebuah jaringan teroganisir yang masing-masing mempunyai fungsi. Institusi
sosial dalam masyarkat mempunyai fungsi dan peran masing-masing yang saling
mendukung. Masyarakat dianggap sebagai sebuah sistem stabil yang cenderung
mengarah pada keseimbangan dan menjaga keharmonisan sistem. Dengan demikian
menurut pandangan perspektif ini, setiap kelompok atau lembaga melaksanakan
tugas tertentu secara terus-menerus, karena hal itu fungsional. Sehingga, pola
perilaku timbul karena secara fungsional bermanfaat dan apabila kebutuhan itu
berubah, pola itu akan hilang atau berubah.
Hal ini juga berarti bahwa perubahan sosial akan
mengganggu keseimbangan masyarakat yang stabil tersebut. Namun tidak lama
kemudian akan tercipta kembali keseimbangan. Perspektif ini lebih menekankan
pada keteraturan dan stabilitas dalam masyarakat. Lembaga-lembaga sosial
seperti keluarga, pendidikan, dan agama dianalisis dalam bentuk bagaimana
lembaga-lembaga itu membantu mencukupi kebutuhan masyarakat. Ini berarti
lembaga-lembaga itu dalam analisis dilihat seberapa jauh peranannya dalam
memelihara stabilitas masyarakat. Perspektif fungsionalis menekankan pada empat
hal berikut ini:
1. Masyarakat tidak bisa hidup kecuali anggota-anggotanya
mempunyai persamaan persepsi, sikap, dan nilai.
2. Setiap bagian mempunyai kontribusi pada keseluruhan.
3. Masing-masing bagian terintegrasi satu sama lain dan
saling memberi dukungan.
4. Masing-masing bagian memberi kekuatan, sehingga
keseluruhan masyarakat menjadi stabil.
Latar belakang contoh: Oleh
karena setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang jelas dan khas,
demikian pula setiap bentuk kelembagaan dalam masyarakat. Setiap lembaga dalam
masyarakat melaksanakan tugas tertentu untuk stabilitas dan pertumbuhan
masyarakat tersebut. Contoh: Struktur tubuh manusia memiliki
berbagai bagian yang saling berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu,
masyarakat mempunyai kelembagaan yang saling terkait dan tergantung satu sama
lain.
d.
Perspektif Konflik
Pendekatan ini terutama didasarkan pada pemikiran Karl
Marx. Teori konflik melihat masyarakat berada dalam konflik yang terus-menerus
di atara kelompok atau kelas. Dalam pandangan teori konflik masyarakat dikuasai
oleh sebagian kelompok atau orang yang mempunyai kekuasaan dominan. Selain Marx
dan Hegel tokoh lain dalam pendekatan konflik adalah Lews Coser. Perspektif ini
melihat masyarakat sebagai sesuatu yang selalu berubah, terutama sebagai akibat
dari dinamika pemegang kekuasaan yang terus berusaha memelihara dan
meningkatkan posisinya. Perspektif ini beranggapan bahwa kelompok-kelompok
tersebut mempunyai tujuan sendiri yang beragam dan tidak pernah terintegrasi.
Dalam mencapai tujuannya, suatu kelompok seringkali harus mengorbankan kelompok
lain. Karena itu konflik selalu muncul, dan kelompok yang tergolong kuat setiap
saat selalu berusaha meningkatkan posisinya dan memelihara dominasinya.
Ciri lain dari perspektif ini adalah cenderung
memandang nilai dan moral sebagai rasionalisasi untuk keberadaan kelompok yang
berkuasa. Dengan demikian kekuasaan tidak melekat dalam diri individu, tetapi
pada posisi orang dalam masyarakat. Pandangan ini juga menekankan bahwa fakta
sosial adalah bagian dari masyarakat dan eksternal dari sifat-sifat individual.
Singkatnya, pandangan ini berorientasi pada studi struktur sosial dan lembaga-lembaga
sosial. Ia memandang masyarakat terus- menerus berubah dan masing-masing bagian
dalam masyarakat potensial memacu dan menciptakan perubahan sosial. Dalam
konteks pemeliharaan tatanan sosial, perspektif ini lebih menekankan pada
peranan kekuasaan.
Latar belakang contoh: sebagai perjuangan memperebutkan kekuasaan yang tak
berkesudahan, kelompok dominan berusaha memelihara dan mempertahankan
kedudukannya; kekuatan adalah faktor terpenting dalam mempertahankan
stabilitas, kekerasan mungkin diperlukan untuk memulihkan keseimbangan sosial
jika keseimbangan itu terganggu. Kekerasan tidak memerlukan pembenaran moral,
karena kekerasan mempunyai kualitas pembaharuan membebaskan manusia untuk
mengikuti ketentuan tak rasional dari sifat bawaannya sendiri. Contoh: konflik
antar kelompok. Perang antar kelompok dapat disamakan dengan perjuangan untuk
mempertahankan hidup dan yang terkuatlah yang menang dalam kehidupan sosial.
Kebencian yang besar dan yang melekat antar kelompok, antar ras dan antar orang
yang berbeda menyebabkan konflik tak terelakkan. Dari beberapa pandangan
tentang perspektif sosiologi di atas dapat disimpulkan bahwa, perspektif
sosiologi merupakan pola pengamatan ilmu sosiologi dalam mengkaji tentang
kehidupan masyarakat dengan segala aspek atau proses social kehidupan
didalamnya.
2.2 Contoh Interaksi Global
dilihat dari Perspektif Sosiologi
1.
Indonesia kembali
menjadi anggota PBB
Pada tanggal 28 September 1950 Indonesia
menjadi anggota PBB dan tercatat menjadi anggota yang ke-60. Banyak manfaat
yang diperoleh bangsa Indonesia semenjak menjadi anggota PBB. Berbagai bantuan
dan jasa baik PBB telah dinikmati bangsa Indonesia.
a. PBB turut berperan menyelesaikan
pertikaian Indonesia-Belanda dalam Perang Kemerdekaan (1945-1950) dengan
mengirimkan KTN dan UNCI.
b. PBB berjasa menyelesaikan pengembalian
Irian Barat ke pangkuan RI dengan mengirim misi UNTEA.
c.
PBB
banyak memberikan bantuan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya
melalui organisasi khusus, seperti IMF, IBRD, UNESCO, WHO, dan sebagainya.
Namun,
hubungan yang harmonis antara Indonesia dan PBB menjadi terganggu sejak
Indonesia menyatakan diri keluar dari keanggotaan PBB pada 7 Januari 1965.
Persoalannya, usul Indonesia agar Malaysia tidak diterima sebagai anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB tidak membuahkan hasil. Kenyataannya, Malaysia tetap
diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Sejak keluar
dari keanggotaan PBB, Indonesia praktis terkucil dari pergaulan internasional.
Kenyamanan dan kebersamaan hidup dengan bangsa lain tidak dapat dirasakan lagi.
Begitu pula pembangunan negara menjadi terhambat sehingga berakibat pada
kesengsaraan rakyat. Menyadari adanya kerugian itu, maka pemerintah Orde Baru
memutuskan untuk masuk kembali menjadi anggota PBB. Pada 28 September 1966 Indonesia
kembali aktif di PBB. Indonesia tetap diterima kembali sebagai anggota PBB yang
ke-60. Tindakan Indonesia ini mendapat dukungan dari Aljazair, Filipina,
Jepang, Mesir, Pakistan, dan Thailand.
2.
Kerjasama Bilateral
antara Indonesia dengan Jepang
Walaupun sempat
menjadi negara jajahan Jepang, seiring berjalannya waktu Indonesia dan Jepang
menemukan titik damai dan menjalin kerjasama bilateral demi menjaga hubungan
diplomatik yang baik. Indonesia membutuhkan Jepang dan sebaliknya Jepang pun
membutuhkan Indonesia. Kerjasama Indonesia dan Jepang hingga saat ini telah
berjalan kurang lebih selama 52 tahun sejak tahun 1958. Berbagai sektor
kerjasama telah dijalankan oleh Indonesia dan Jepang baik di bidang ekonomi,
pendidikan, perdagangan bahkan kultural budaya.
Motif interaksi sosial sangat beragam dilandasi oleh
tujuan tertentu
a.
Hubungan antara
produsen dan konsumen yang dilandasi oleh motif ekonomi. Akibat interaksi
sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global, menunjukkan perubahan
sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi. Dampak kemajuan, penerapan,
dan permanfaatan IPTEK di bidang transportasi dan komunikasi menjadikan
interaksi sosial baik secara langsung (misalnya di pasar swalayan) maupun tidak
langsung (misalnya on-line shopping) ini semakin intensif dan meluas.
b.
Pengetahuan, ilmu, dan
pengenalan teknologi berdampak luas pada tatanan sosial dan telah memasuki
kehidupan segala lapisan masyarakat. Contohnya jenis makanan khas setempat yang
telah menyebar ke segala tempat bahkan juga di manca negara, seperti misalnya
makanan khas Indonesia tempe yang kini terkenal di Jepang. Contoh lainnya
adalah jenis permainan atau kebudayaan lokal/tradisional yang kini terkenal di
segala penjuru dunia, misalnya pencak silat, gamelan, tari-tarian Bali, dsb.
c.
Kegiatan sehari-hari
seperti belajar dan olah raga juga merasakan dampak globalisasi, misalnya
pertukaran pelajar dan pertandingan olah raga antar negara seperti sea games
ataupun olimpiade.
d.
Perkembangan
teknologi transpormasi dan komunikasi telah menyebabkan interaksi manusia
meluas ke tingkat global secara lebih intensif. Interaksi bisa terjadi secara
fisik maupun non fisik melalui internet. Teknologi komputer melalui email (electronic
mail) menyebabkan dunia ini tanpa batas
(bord erless)
secara non fisik. Setiap
orang yang mampu mengakses teknologi ini bisa berkirim maupun menerima berita
dari seluruh dunia. Dari arus global dan interaksi sosial, baik langsung maupun
melalui media, tentu saja ada yang wajib diwaspadai terutama dari segi negatifnya.
Perubahan dan kemajuan yang positif meningkatkan kesejahteraan dalam arti yang
seluas-luasnya. Sosiologi, yang oleh Horton dan Hun (1976 : 22) didefinisikan
sebagai studi ilmiah tentang kehidupan sosial umat manusia, harus mengembangkan
kemampuan perspektif global dalam menyimak masalah-masalah global yang
mengancam kehidupan umat manusia. Secara fisik batas-batas wilayah setiap Negara
berdasarkan hukum Internasional masih jelas.
2.3 Dampak Positif dan
Negatif Globalisasi dalam Bidang Sosial
Dampak
positif globalisasi dalam bidang sosial budaya antara lain:
a. Turut serta berpartisipasi
dalam kegiatan sosial internasional, misalnya
lewat organisasi Palang Merah Internasional.
b. Menjunjung tinggi pelaksanaan
HAM.
c. Mengadakan pertukaran pelajar
antar Negara.
d. Meningkatkan pembelajaran
mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun
ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
e. Meningkatkan etos kerja yang
tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional,
sportif, dan lain sebagainya.
f. Adanya rasa solidaritas sosial
yang tiggi antarbangsa di berbagai negara.
g. Terjadinya kontak budaya
melalui media massa yang dapat memberikan informasi tentang keberadaan
nilai-nilai budaya lain.
h. Terdapat banyak bentuk-bentuk
seni yang masih berpolakan masa lalu yang dimodifikasi dengan kesenian modern
untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern.
i.
Menumbuhkan sikap toleran.
j.
Memacu untuk meningkatkan kualitas diri.
Dampak negatif globalisasi dalam
bidang sosial budaya antara lain:
a. Semakin mudahnya nilai-nilai
barat masuk ke Indonesia baik melalui
internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh
masyarakat.
b. Semakin memudarnya apresiasi
terhadap nilai-nilai budaya. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang.
c. Menjamurnya produksi film dan
musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.
d. Rasa kekeluargaan yang akan
berkurang dengan adanya jiwa individualis.
e. Kesenjangan sosial semakin
tajam.
f. Budaya-budaya tradisional kita
akan tergeser oleh budaya negara lain.
g. Berbagai tradisi keagamaan dan
relasi kekeluargaan yang tradisional berubah mengikuti kecenderungan umum
globalisasi, yakni bercampur aduk dengan berbagai tradisi lain.
h. Terjadinya penurunan rasa
cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa.
i.
Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya
berkembang menjadi budaya massa.
j.
Meningkatnya individualisme, perubahan pada pola
kerja, terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat.
k. Mempercepat perubahan pola
kehidupan bangsa.
l.
Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jati
diri.
m. Pergaulan
bebas, pemakaian obat terlarang, kebiasaan minum-minuman keras, dan sadisme.
n. Adanya
kelompok manusia yang bertujuan komersial dan barang kali juga bertujuan politik
yang secara sengaja melakukan penetrasi budaya untuk meracuni bangsa dengan
tujuan menghancurkan generasi muda bangsa. Kita harus secara aktif mencari
alternatif pemecahannya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Keimpulan
Perspektif
global adalah suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah
kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, dan mengkaji berbagai
fenomena dalam konteks keruangan di permukaan bumi baik masa lampau, saat ini,
baik dalam budaya ataupun kebudayaan, baik dalam satu Negara maupun dengan
Negara-negara lain.
Dalam
ilmu sosiologi, sorotan utamanya adalah hubungan antarmanusia, terutama dalam
lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri atau lingkungan sosial. Hubungan
sosial ini semakin lama semakin luas dan semakin berkembang. Berbagai motif
melandasi hubungan ini, didukung oleh semakin berkembangnya teknologi
informasi. Dampaknya berbagai kebudayaan, kesenian, olahraga, kuliner, tidak
lagi berkembang di negara asalnya. Dampak hubungan global ini dapat positif
maupun negatif.
Dalam
suasana global yang makin mengarus, dunia pendidikan khususnya harus
mengembangkan kewaspadaan sedini mungkin untuk mencegah dampak negatif
perubahan kehidupan global terhadap SDM generasi muda, yang akan menjadi subjek
pembangunan di masa mendatang.
3.2 Saran
Berdasarkan
manfaat penulisan dari makalah ini, saya dapat menyimpulkan beberapa saran
kepada para pembaca khususnya untuk diri saya sendiri yaitu:
1.
Sebagai calon pendidik
nantinya kita harus mengetahui masalah yang berkaitan dengan masalah global yang
berkaitan dengan lintas budaya, serta mengembangkan dan memahami makna
prspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam pengembangan
profesi.
2.
Sebagai
calon pendidik, harus kita harus membekali peserta didik untuk mempersiapkan diri untuk
hidup di masa depan yang
lebih global dengan menjadi produsen dan konsumen yang bijaksana sekaligus
membekali peserta didik dengan pengetahuan global agar tidak mengalami
ketegangan budaya akibat derasnya arus informasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://kresinda.blogspot.co.id/2013/09/perspektif-global-sejarah-geografi.html,
di akses tanggal 21 Februari 2016.
http://www.adinnagrak.blogspot.com/2013/09/makalah-perspektif-global-pengertian.html,
di akses tanggal 21 Februari 2016.
Nursed
Sumaartmadja. Kuswaya Wihardit. 1999. Perspektif Global. Universitas
Terbuka.
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-interaksi-dan-bentuk.html,
di akses tanggal 4 maret
2016.
http://niwayanratihshopia.blogspot.co.id/2014/05/interaksi-global-dan-adanya-proses. html,
di akses tanggal 4 maret 2016.
http://bujang-blagak.blogspot.co.id/2012/05/perspektif-dalam-sosiologi-dan.html,
di akses tanggal 9 maret 2016.
http://alfinnitihardjo.ohlog.com/perspektif-dalam-sosiologi.oh112670.
html, di akses tanggal 4 maret 2016.
https://ruangpersegi.wordpress.com/2011/10/19/perspektif-sosiologi/,
di akses tanggal 4 maret 2016.
http://niwayanratihshopia.blogspot.co.id/2014/05/perspektif-global-dan-ilmu-pengetahuan.html,
di akses tanggal 21 Februari 2016.
http://syamarjen.blogspot.co.id/2014/01/perspektif-global-dari-sudut-pandang.html,
di akses tanggal 21 Februari 2016.
0 komentar:
Posting Komentar